Wednesday, May 19, 2010

Catatan Pesisir 3

Day 2
(26 january 2010)

Gara-gara International Relation
Mulai malam ini saya resmi sendiri menangani semua masalah dan hambatan program. Pimpinan dan sekertaris yayasan sudah berangkat sore tadi, bersama sopir lucu dari NTT. Mulai besok pagi, pekerjaan sesungguhnya dimulai. Namun saya belum bisa memutuskan akan memulai dari mana. Apakah langsung membuat circle discussion, atau menyusun agenda dengan kepala kurikulum, atau berkeliling ke kelas. Mungkin pilihan terakhir yang harus saya pilih, sebagaimana pembicaraan sebelumnya.

Sore tadi setelah pak Hikmat dan Mba Yundrie pergi, saya langsung disergap sepi. Tak lama berselang, pak Darfi kepala sekolah SMK 3 Majene muncul. Kami mengobrol beberapa lama. Ada beberapa harapan yang ia sampaikan. Mengetahui saya dari Ilmu Hubungan Internasional, ia meminta saya mengupayakan hubungan kerja sama dengan universitas di luar negeri, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kelautan, dan perikanan. Bentuknya, seperti sister school atau pertukaran pelajar. Targetnya adalah Australia, Jepang atau negara mana saja.
Entahlah, apakah DBE dari USAID bisa membantu, saya bahkan tidak tahu apakah ada hubungannya dengan exchange student atau tidak. Saya harus berkonsultasi dulu dengan Ina Rahlina. Saya juga harus bertemu dengan Pak Matsui Kazuhisa yang mungkin bisa memberikan saran mengenai ini di Jepang.
Di lain waktu, seorang guru di SMK 3 Kelautan mengusulkan saya untuk memberikan kursus bahasa Jepang. Menurutnya, karena saya punya background hubungan internasional, maka pastilah menguasai banyak bahasa selain bahasa Inggris. Huff... sesat pikir kita sama pak. Saya pun berpikir sepert itu ketika pertama kali harus memilih jurusan yang akan saya perjuangkan di UMPTN. Saya jatuh cinta pada bahasa. Harapan yang muncul ketika membaca nama jurusan itu. Ada banyak bahasa yang akan saya pelajari, minimal bahasa Jepang dan perancis. Sehingga saya bisa kenyang dengan bahasa. Soal kegagalan saya menguasai bahasa Arab, itu lain hal. Semata karena ketidakmampuan, baik ketidak mampuan saya menangkap, juga ketidak mampuan para ustaz ustazah memberikan metode berbahasa Arab.
Berbicara soal bahasa, menurut survey yang saya lupa sumbernya, bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah bahasa spanyol.

itu hanya sekedar intemezo, yang jelas, saya harus ke sekolah, esok pagi. Dan mempersiapkan diri untuk berbahasa inggris sendiri, dan mengajak orang untuk berbahasa inggris dengan saya. Selanjutnya mungkin guru bahasa inggris juga akan saya wajibkan untuk berbahasa inggris dengan siapa saja. Orang lain boleh berbahasa indonesia tapi begitu berbicara dengan guru bahasa inggris mereka harus berbahasa inggris paling tidak diawalnya. Misalnya, can i ask ur opinion sir? Can i talk to you a little while? I need to tell you something. Selanjutnya akan menjadi semacam password. Tanpa sapaan awal berbahasa inggris, maka haram jadah para guru bahasa inggris untuk melayani pembicaraan. Wah, saya kejam juga ternyata.

1 Comments:

At Saturday, March 26, 2011 , Anonymous bobhy said...

hahahaha...takdir baik itu yang mempertemukanmu dengan orang2 keren seperti abul a'la almaududi dan tentunya zulkhair burhan...rindu diskusi bertiga...

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home