Thursday, December 20, 2007

lebaran untuknya


saya terkesiap/ deringan itu ternyata dari atasanku dan langsung bertanya saya dimana?/ perasaanku langsung tidak karuan/ pikirku sudah jam 6/ ternyata dia cuma memastikan kesediaanku menggantikan OPD pagi yang mau sholat Ied/ sekaligus menanyakan file takbiran 25 menit yang sudah dipersiapkan bagian produksi//

Saya sudah menyanggupinya kemarin/ lagipula lebaran tidak lagi indah seperti waktu kecil/ baju baru dan hadiah hadiah membuat kita selalu tidak sabaran menunggu subuh dan berangkat ke lapangan/ moment ini justru menjadi saat yang paling menyedihkan//

Tapi tugas ini membuatku tidak sempat bersedih/ saya mandi dan berkemas ketika orang masih melafalkan surah-surah pendek subuh itu/ dan berangkat ke kantor//
orang sibuk dengan persiapan sholat Ied/ saya sibuk dengan dunia saya sendiri//

Masih pukul 5 lewat 35 ketika saya mendapati pintu kantor terkunci/ penjaga malam sudah pergi rupanya/ sehingga dia tidak menyambut saya seperti biasanya/ tentu mereka sibuk/ ini memang waktu mereka bersama keluarga//

Setelah mengatur iklan/ lagu dan vo/ selama satu jam dan memastikan semauanya tertoggle dengan jumlah menit dibawah 60 second/ saya ke luar sebentar memeriksa tempat penyimpanan kunci untuk OPD/ diluar rupanya gerimis/ jalanan tampak basah dan lengang//

Di sudut jalan hanya ada tukang becak dengan mantel hujannya/ Ia duduk terpekur/ Pandangannya lekat di ujung sendal jepit tipisnya sendiri// begitu diam seperti kuburan//
Mengapa ia masih harus bekerja di bawah hujan/ bukankah hari ini seharusnya tidak ada yang perlu meresahkan makan siang dan makan malamnya?/ Mengapa ia tertunduk begitu dalam ketika semua orang kalap menatap meja makan penuh hidangan?// Kuharap rejekinya lapang hari ini/ dan dirumahnya ada bahagia yang menunggu/ betapapun sederhananya itu//
Selamat bekerja pak tua//

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home