Monday, April 28, 2008

Rem Tangan Rhenald Kasali


Untuk persiapan seminar Rhenald Kasali di Makassar, malam ini penyiar akan melakukan wawancara by phone sebagai woro-woronya. Pertama saya harus berhubungan dengan Mbak Opi, The Assistant. Prosedur standar seperti mohon ijin by sms sebelum telepon, menunggu konfirmasi dan menelepon balik sudah saya lakukan. Setelah itu baru bisa dapat nomor Pak Rhenald. Saya harus menunggu Mba Opi mengabarinya dulu baru menelepon lagi. Daripada telpon berkali-kali ga diangkat, mending nunggu sebentar, biar langsung bisa nyambung.
Tapi begitu telepon, pada dering ketiga dia sudah mengangkatnya. It's himself. He speaks very softly. Saya jadi terharu, orang sebesar dia bisa sangat menghargai orang yang tidak ia kenal seperti saya. Perasaan saya langsung sejuk [apalagi kalau bisa ngobrol sama Muhammad saw yah..]. Orang baik, begitu pikir saya. Dalam wawancara singkat durasi 5 menit dia mengatakan banyak hal. Mulai dari rem tangan sampai orang di depan cermin.
Menurutnya, kadang orang-orang dibelakang kita sudah setengah mati berteriak supaya kita menambah kecepatan kendaraan, tapi betapapun kuat pedal gasnya diinjak, kecepatannya tidak bertambah sama sekali. Setelah diperiksa, ternyata kita begitu seriusnya menginjak gas sampai lupa melepaskan rem tangannya.
Artinya semua orang bisa berubah tapi tidak semua orang bisa menyadari bahwa ia masih melakukan satu hal yang menghambat usahanya. Untuk memotivasi diri, ia juga mengingatkan kita untuk sangat menghargai diri sendiri. Saya jadi langsung ingat salah satu lirik lagu Blink 182. They said “ we live alone instead”. Sedangkan Rhenald mengatakan, “hanya ada satu orang yang setia bersama anda dalam suka maupun duka, dia adalah orang yang berada di depan cermin.
Dosen UI ini juga mengaku bahwa ia adalah orang biasa yang berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki dirinya. “Saya adalah orang yang susah belajar, saya harus belajar sangat keras sementara orang lain kelihatannya santai saja”. Dia harus memaksa dirinya untuk membaca begitu banyak buku dan mengurangi waktu leha-lehanya dibanding orang lain. Setelah mendengarnya secara langsung berbicara malam ini, dan hampir tersedu karena haru dan bahagia menemukan sedikit arti hidup, saya tahu apa yang harus saya lakukan setelah ini. Hopefully, YOU would help me as always.
[foto di atas, diambil setelah seminar di Makassar]

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home