Monday, February 25, 2008

Eight March


Mapz, masih kurus dan masih gokil waktu saya ketemu di palopo, kemarin. kami masing-masing cerita, tentang perkembangan teman-teman di Makassar. Termasuk siapa-siapa saja yang akan menikah dalam waktu dekat. Kesimpulannya ada banyak yang bakal laku di tanggal 8. ini juga yang bikin Mapz was-was. Ingatkan dengan iklannya Ringgo yang "Kapan Kawiiiin?!!!" hupf, pasti seperti itu persis rasanya. Bedanya Mapz tidak mungkin menjawab "maybe yes, maybe no" lalu bisa melenggang kangkung, karena di kasusnya Ringgo, yang bertanya cuma satu dua. Tapi kalau Mapz, The whole family WILL! Tenang Mapz, bokapku juga salah satu pasangan yang membutuhkan jasa penghulu pada tanggal itu. Eight March is a HELL!

Wednesday, February 13, 2008

lolos lagi..

Sekali ini lolos lagi, tamunya bersedia datang, dan mengundang komentar puluhan pendengar dalam satu jam sejak cut ke dua. Tuhan selalu menolongku. Dia cuma memintaku sholat lima waktu. Itupun sudah disediakan banyak bonus lain, seperti hati lebih tenang, tidur lebih nyenyak, wajah lebih cerah. Bonusnya banyak kan? saya cuma diminta sholat loh. Tapi itupun masih pikir-pikir. Tuhan benar-benar murah hati. i love you, God.

Monday, February 11, 2008

Rally Buku

Februari ini saya jadi kesetanan kalau ketemu dengan toko. Mulai dari yang kelontong sampai yang menyegarkan kerongkong. Sale Graphis bikin saldo di tabunganku jadi ikut tragis. Susah nian ketemu barang gratis. Saya jadi kalap memborong beberapa potong kemeja dan tunik. Untuk mengurangi perasaan bersalah karena menjadi sangat konsumtif. Saya sempatkan juga untuk ngintip sebentar ke Gramedia. Ternyata setan kalapnya masih kebawa. Akhirnya beli buku jadi membabi buta. Padahal di rumah masih ada bukunya Butet Manurung yang belum kebuka plastiknya. Maruk tooooh???
Tapi saya sudah melakukan awal yang baik dengan buku-buku ini. Kami sudah melakukan gencatan senjata. Yang harus saya lakukan hanya membaca halaman-halamannya dan mereka menghadiahkan saya tidur yang nyenyak. Kadang ada bonusnya, mimpi yang indah.
Kemarin Elevent Minutes sudah tuntas. I finally conclude the answer of why this life becoming so this fucked up. Jawabannya ya gara-gara sebelas menit itu tadi. I think, i feel in love with this Coelho. Buku yang kedua masih menunggu. Semoga minggu ini tidak ada lagi yang menginterupsi waktu liburku. I need my time. We need to enjoy this limited time of life, dont we?
Besok saya akan ceritakan sedikit tentang sebelas menit itu. Malam ini lelah betul. Pingin cepat-cepat pulang. Mengusap lembut perutnya yang sudah masuk bulan ke enam. Saya suka takjub membayangkan ada sepasang mata dan pipi menggemaskan yang menumpang di balik kulit perutnya. Yang terus tumbuh dan menendang induk semangnya. Semua karena sebelas minute itu, lagi.